Pembabakan
Zaman Prasejarah berdasarkan Arkeologi
Arkeologi
adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau melalui benda-benda artefak.
Dari hasil penelitian para ahli arkeologi, maka tabir kehidupan masyarakat
prasejarah Indonesia dapat diketahui. Berdasarkan penggalian arkeologi maka
prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman, seperti pada uraian materi berikut
ini.a.
- Zaman Batu
Zaman
batu menunjuk pada suatu periode di mana alat-alat kehidupan manusia
umumnya/dominan terbuat dari batu, walaupun ada juga alat-alat tertentu yang
terbuat dari kayu dan tulang. Dari alat-alat peninggalan zaman batu tersebut,
melalui Metode Tipologi (cara menentukan umur berdasarkan bentuk atau tipe
benda peninggalan), maka zaman batu dibedakan lagi menjadi 3 periode/masa,
yaitu:
- Batu Tua/Palaeolithikum
Merupakan
suatu masa di mana alat-alat hidup terbuat dari batu kasar dan belum
diasah/diupam, sehingga bentuknya masih sederhana.
Contohnya: kapak genggam.
Gambar .
Peninggalan Zaman Palaeolithikum.
- Batu Tengah Madya/Mesolithikum
Merupakan
masa peralihan di mana cara pembuatan alat-alat kehidupannya lebih baik dan
lebih halus dari zaman batu tua. Contohnya: Pebble/Kapak Sumatera.
Gambar .
Peninggalan Zaman Mesolithikum.
- Batu Muda/Neolithikum
Merupakan suatu masa di mana
alat-alat kehidupan manusia dibuat dari batu yang sudah dihaluskan, serta
bentuknya lebih sempurna dari zaman sebelumnya.
Contohnya: kapak persegi dan kapak
lonjong.
Gambar.
Peninggalan Zaman Neolothikum
- Zaman Logam
Perlu
ditegaskan bahwa dengan dimulainya zaman logam bukan berarti berakhirnya zaman
batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan
sampai sekarang. Sesungguhnya nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa
pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan dipergunakan secara
dominan. Zaman logam disebut juga dengan zaman perundagian.
Gambar
Merupakan peninggalan nekara yang terbuat dari perunggu.
Perkembangan
zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman logam di Eropa
mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi.
Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami
zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara
bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu
sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.
Demikianlah
uraian materi pembabakan prasejarah berdasarkan arkeologinya. Untuk memudahkan
Anda memahami uraian materi di atas, maka simaklah bagan 2 berikut ini.
Selanjutnya
apakah Anda pernah mendengar atau membaca istilah Megalithikum? Megalithikum
merupakan suatu istilah kebudayaan batu besar (Mega = besar; Lithos = batu).
Kebudayaan
Megalithikum bukanlah suatu zaman yang berkembang tersendiri, melainkan suatu
hasil budaya yang timbul pada zaman Neolithikum dan berkembang pesat pada zaman
logam. Adapun salah satu contoh budaya Megalithikum dapat Anda lihat pada
gambar berikut ini.
Gambar Punden Berundak-undak Album
Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Jenis-jenis
Manusia purba di Indonesia
Manusia
yang hidup pada zaman prasejarah sekarang sudah berubah menjadi fosil. Fosil
manusia yang ditemukan di Indonesia terdiri dari beberapa jenis. Hal ini
diketahui dari kedatangan para ahli dari Eropa pada abad ke-19, di mana mereka
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang fosil manusia di Indonesia.
Fosil
manusia yang ditemukan pertama kali berasal dari Trinil, Jawa Timur oleh Eugene
Dubouis, sehingga menarik para ahli lain untuk datang ke Pulau Jawa, mengadakan
penelitian yang serupa. Selanjutnya penyelidikan fosil manusia dilakukan oleh
GRH Von Koenigswald, Ter Har, dan Oppenoorth serta F. Weidenrech. Mereka
berhasil menemukan fosil manusia di daerah Sangiran, Ngandong, di lembah Sungai
Bengawan Solo.
Atas
temuan fosil tersebut, Von Koenigswald membagi zaman Dilluvium/Pleistocen di
Indonesia menjadi 3 lapisan yaitu Pleistocen bawah/lapisan Jetis, Pleistocen
tengah/lapisan Trinil dan Pleistocen atas/lapisan Ngandong.
Penyelidikan
fosil manusia selain dilakukan oleh orang-orang Eropa, juga oleh para ahli dari
Indonesia, seperti Prof. Dr. Sartono, Prof. Dr. Teuku Jacob, Dr. Otto
Sudarmadji dan Prof. Dr. Soejono. Lokasi penyelidikan antara lain Sangiran dan
lembah Sungai Bengawan Solo. Dari hasil penyelidikan tersebut dapat diketahui
jenis manusia purba yang hidup di Indonesia.
- Meganthropus
Von
Koenigswald menemukan tengkorak di Desa Sangiran tahun 1941. Tengkorak yang
ditemukan berupa tulang rahang bawah, dan gigi geliginya yang tampak mempunyai
batang yang tegap dan geraham yang besar-besar.
Dari
penemuan tersebut, maka oleh Von Koenigswald diberi nama Meganthropus
Palaeojavanicus yang artinya manusia raksasa tertua dari Pulau Jawa. Fosil
tersebut diperkirakan hidupnya antara 20 juta - 15 juta tahun yang lalu, dan
berasal dari lapisan Jetis. Untuk lebih menambah pemahaman Anda tentang jenis
manusia purba di Indonesia, maka bandingkanlah jenis Meganthropus ini dengan
jenis fosil yang lain seperti pada uraian materi berikut ini.
- Pithecanthropus/Homo Erectus
Dengan
kedatangan Eugene Dubouis ke Pulau jawa tahun 1890 di Trinil, Ngawi ditemukan
tulang rahang, kemudian tahun 1891 bagian tengkorak dan tahun 1892 ditemukan
tulang paha kiri setelah disusun hasil penemuan fosil-fosil tersebut oleh
Eugene Dubouis diberi nama Pithecanthropus Eractus artinya manusia kera yang
berjalan tegak. Dan sekarang fosil tersebut dinamakan sebagai Homo Erectus dari
Jawa. Homo Erectus hidupnya diperkirakan antara 1,5 juta - 500.000 tahun yang
lalu dan berasal dari Pleistocen tengah atau lapisan Trinil.
Dari
penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami bahwa Homo Erectus ternyata
usianya lebih muda jika dibandingkan dengan Meghanthropus Plaeojavanicus.
Untuk menambah pemahaman Anda tentang manusia jenis Homo Erectus, maka perhatikanlah hasil fosil Homo Erectus dan rekonstruksi dari fosil temuan Eugene Dubouis melalui gambar berikut ini.
Para ilmuwan awalnya menganggap hasil temuan E. Dubouis (Homo Erectus) bukan
termasuk garis keturunan manusia, tetapi setelah adanya temuan fosil oleh Von
Koenigswald dari lapisan jetis/pleistocen bawah, maka seluruh ilmuwan mengakui
bahwa fosil-fosil yang ditemukan Von Koenigswald lebih tua umurnya jika
dibandingkan dengan Homo Erectus yang ditemukan oleh E. Dubouis.
Fosil
manusia yang ditemukan Von Koenigswald adalah :
- Fosil manusia yang ditemukan di Perning (Mojokerto) Jawa Timur tahun 1936 - 1941, diberi nama Pithecanthropus Mojokertensis yang artinya manusia kera dari Mojokerto, dan sekarang disebut dengan Homo Mojokertensis.
- Fosil manusia yang ditemukan tahun 1936 di Sangiran lembah Sungai Bengawan Solo, diberi nama Pithecanthropus Robustus yang artinya manusia kera yang besar dan kuat tubuhnya atau disebut dengan Homo Robustus.
Dari uraian diatas dapat dipahami:
ü Fosil manusia tertua di Indonesia disebut dengan
Meganthropus Palaeojavanicus.
ü Penemu fosil manusia tertua adalah Von Koenigswald
ü Fosil manusia yang ditemukan pada lapisan Trinil disebut
dengan Homo Erectus
ü Penemu fosil manusia di Trinil adalah Eugene Dubouis
ü Fosil manusia yang ditemukan pada lapisan jetis adalah:
o Meganthropus
Palaeojavanicus
o Homo
Mojokertensis
o Homo
Robustus
- Homo Sapiens
Homo
Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan
manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang.
Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara.
Jenis
fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari:
- Fosil manusia yang ditemukan di daerah Ngandong Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 - 1934. Fosil ini setelah diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich diberi nama Homo Sapien Soloensis (Homo Soloensis).
- Fosil manusia yang ditemukan di Wajak (Tulung Agung) tahun 1889 oleh Van Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis kemudian diberi nama menjadi Homo Sapiens Wajakensis.
Tempat
penemuan kedua fosil manusia di atas adalah lapisan Ngandong atau Pleistocen
Atas dan hidupnya diperkirakan 100.000 - 50.000 tahun yang lalu. Untuk
memudahkan Anda memahami lokasi penemuan jenis manusia purba di Indonesia, maka
perhatikanlah gambar peta berikut ini.
Gambar.
Peta Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purba di Jawa Timur.
Setelah
Anda mengamati gambar peta lokasi penemuan fosil manusia purba, selanjutnya
Anda dapat memahami tabel 3 berikut ini.
CIRI ZAMAN PRASEJARAH
INDONESIA
1.
ZAMAN
BATU
a.
Palaeolithikum (Zaman Batu Tua),
Pada zaman ini
alat-alat terbuat dari batu yang masih
kasar dan belum dihaluskan.
Contoh
alat-alat tsb adalah :
· Kapak Genggam, banyak ditemukan di
daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "Chopper" (alat penetak/pemotong
untuk menggali umbi2 an
·
Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa : alat penusuk (belati), ujung
tombak bergerigi
·
Flakes, yaitu alat-alat kecil yang
terbuat dari batu Chalcedon,yang dapat digunakan untuk mengupas makanan.
. Kapak perimbas untuk mengguliti binatang
Alat-alat dari
tulang dan Flakes, termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kegunaan alat-alat ini
pada umumnya untuk : berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
Berdasarkan
daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat
dikelompokan menjadi :
-
Kebudayaan Pacitan dan Ngandong
Manusia
pendukung kebudayaan
·
Pacitan : Pithecanthropus dan Megantropus
·
Ngandong : Homo Wajakensis dan Homo
soloensis.
b. Mesolithikum
(Zaman Batu Tengah)
Ciri zaman Mesolithikum :
·
Alat-alat pada zaman ini sudah di haluskan ada juga hampir sama dengan zaman
Palaeolithikum.
·
Ditemukannya bukit-bukit kerang dipinggir pantai yang disebut "kjoken
modinger" (sampah dapur) Kjoken =dapur, moding = sampah)
·
Alat-alat zaman Mesolithikum :
·
Kapak genggam (peble)
·
Kapak pendek (hache Courte)
·
Pipisan (batu-batu penggiling)
·
Kapak-kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah
·
Alat-alat di atas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi dan Flores
Alat-alat Kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua-gua
yang disebut "Abris Sous Roche
" Adapun alat-alat tersebut adalah :
·
Flaces (alat serpih) , yaitu
alat-alat kecil yang terbuat dari batu dan berguna untuk mengupas makanan.
·
Ujung mata panah, batu
penggilingan (pipisan), kapak, alat-alat dari tulang dan tanduk rusa,
·
Alat-alat ini ditemukan di gua lawa Sampung Jawa Timur (Istilahnya :
Sampung Bone Culture = kebudayaan Sampung terbuat dari Tulang)
Tiga
bagian penting Kebudayaan Mesolithikum,yaitu
:
·
Peble-Culture (alat kebudayaan Kapak genggam) didapatkan di Kjokken Modinger
·
Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
·
Flakes Culture (kebudayaan alat serpih) didapatkan di Abris sous Roche
·
Manusia Pendukung Kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua -Melanosoid
c. Neolithikum
(Zaman Batu Muda)
Pada zaman ini
alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan dan sudah diukir. Pada zaman
ini terjadi Revolusi budaya.
Contoh alat tersebut :
·
Kapak Persegi, misalnya : Beliung, Pacul dan Torah untuk mengerjakan kayu.
Ditemukan di Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan
Kalimantan
·
Kapak Bahu, sama seperti kapak persegi ,hanya di bagian yang diikatkan
pada tangkainya diberi leher. Hanya di temukan di Minahasa
·
Kapak Lonjong, banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti,
Minahasa dan Serawak
·
Perhiasan ( gelang dan kalung dari batu indah), ditemukan di jAwa
·
Pakaian (dari kulit kayu)
·
Tembikar (periuk belanga), ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Melolo(Sumba)
·
Manusia pendukung Kebudayaan Neolithikum adalah bangsa Austronesia dan Austro-Asia (Khmer –Indochina)
d.
Megalithikum
(Zaman Batu Besar )
Hasil
kebudayaan zaman Megalithikum adalah sebagai berikut :
Pada masa ini diketemukan peninggalan dari batu besar yg
berfungsi sebagai alat pemujaan terhadap nenek moyang.
Contoh
peninggalanya :
·
Menhir , adalah tugu batu yang didirikan sebagai tempat pemujaan untuk
memperingati arwah nenek moyang
·
Dolmen, adalah meja batu, merupakan tempat sesaji dan pemujaan kepada roh nenek
moyang, Adapu;a yang digunakan untuk kuburan
·
Sarkopagus atau keranda, bentuknya seperti lesung yang mempunyai tutup
·
Kubur batu/peti mati yang terbuat dari batu besar yang masing-masing papan
batunya lepas satu sama lain
·
Punden berundak-undak, bangunan tempat pemujaan yang tersusun bertingkat-tingkat
2.
ZAMAN
LOGAM
a.. Zaman
Tembaga = tidak terjadi di Indonesia
b.
Zaman
Perunggu
Hasil kebudayaan perunggu yang
ditemukan di Indonesia adalah :
·
Kapak Corong (Kapak Perunggu), banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa,
Balio, Sulawesi dan Kepulauan Selayar dan Irian. Kegunaannya sebagi alat
perkakas.
·
Nekara perunggu(Moko), berbentuk seperti dandang. Banyak ditemukan di daerah :
Sumatera, Jawa Bali, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar dan Kep. Kei. Kegunaan untuk
acara keagamaan dan maskawin.
·
Bejana Perunggu, bentuknya mirip gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai. Hanya
ditemukan di Madura dan Sumatera
·
Arca-arca Perunggu, banyak ditemukan di Bangkinang(Riau), Lumajang (Jatim) dan
Bogor (Jabar)
·
Perhiasan : gelang, anting-anting, kalung dan cincin.
Kebudayaan Perunggu sering disebut
juga sebagi kebudayaan Dongson-Tonkin
Cina karena disanalah Pusat Kebudayaan Perunggu.
Pada masa ini manusia telah dapat melebur besi untuk dituang
menjadi alat-alat yang dibutuhkan, pada masa ini di Indonesia tidak banyak
ditemukan alat-alat yang terbuat dari besi.
Alat-alat yang ditemukan adalah :
·
Mata kapak, yang dikaitkan pada tangkai dari kayu, berfungsi untuk membelah kayu
·
Mata Sabit, digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan
·
Mata pisau, Mata pedang, Cangkul,
dll
Jenis-jenis benda tersebut banyak ditemukan di Gunung
Kidul(Yogyakarta), Bogor, Besuki dan Punung (Jawa Timur)
KEHIDUPAN
MASYARAKAT PRASEJARAH
FOOD GATHERING
Ciri zaman
ini adalah :
·
Mata pencaharian berburu dan mengumpulkan makanan (Meramu)
·
Nomaden, yaitu Hidup
berpindah-pindah dan belum menetap
·
Tempat tinggalnya : gua-gua
·
Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu kali yang masih kasar, tulang
dan tanduk rusa
·
Zaman ini hampir bersamaan dengan zaman batu
tua (Palaeolithikum) dan Zaman batu tengah (Mesolithikum)
FOOD PRODUCING
Ciri zaman ini
adalah :
·
Telah mulai menetap
·
Pandai membuat rumah pohon dan rumah panggung sebagai tempat tinggal
·
Cara menghasilkan makanan dengan bercocok tanam atau berhuma/ berladang
·
Mulai terbentuk kelompok-kelompok masyarakat
·
Alat-alat terbuat dari kayu, tanduk, tulang, bambu ,tanah liat dan batu
·
Alat-alatnya sudah diupam/diasah
Zaman bercocok
tanam ini bersamaan dgn zaman Neolithikum
(zaman batu muda) & Zaman Megalithikum (zaman batu besar)
ZAMAN PERUNDAGIAN
·
Manusia telah pandai membuat alat-alat dari logam dengan keterampilan dan
keahlian khusus
·
Teknik pembuatan benda dari logam disebut a
cire perdue yaitu, dibuat model cetakannya dulu dari lilin yang
ditutup dengan tanah liat kemudian dipanaskan sehingga lilinya mencair. Setelah
itu dituangkan logamnya dan bivalve
artinya cetak berulang
·
Tingkat perekonomian masyarakat telah mencapai kemakmuran
. mengenal
desa, gotong royong dan kepercayaan.
·
Sudah mengenal bersawah
·
Alat-alat yang dihasilkan : kapak corong, nekara,pisau, tajak dan alat
pertanian dari logam
·
Telah mencapai taraf perkembangan sosial ekonomi yang mantap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar