Kamis, 26 April 2012

PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA

Agama Islam lahir di kota Mekah, Arab Saudi, diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Agama Islam cepat berkembang ke seluruh penjuru dunia.
Agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat dari India. Mereka adalah orang-orang yang memeluk agama Islam. Selain berdagang mereka juga berusaha untuk menyebarkan agama Islam di tempat-tempat yang mereka singgahi. Akhirnya secara bertahap mereka (penduduk asli dan para pedagang) terjadi pembauran.
Selain melalui perdagangan, penyebaran agama Islam juga dilakukan melalui proses perkawinan antara pedagang Islam dengan penduduk asli yang menetap di bandar-bandar.
Mengenai waktu masuknya Islam ke Indonesia ada beberapa pendapat, antara lain:
1.    Pengaruh Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke 7 M.
Pendapat ini didasarkan pada berita dari pedagang Arab yang telah menjalin hubungan dengan Indonesia pada masa perkembangan kerajaan Sriwijaya abad ke 7 M.
2.    Pengaruh Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke 11.
Pendapat ini didasarkan pada nisan makam seorang muslimah di Leran, Gresik, Jawa Timur atas nama Fatimah binti Maimun tahun 1082.
3.    Pengaruh Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke 13.
Pendapat ini didasarkan pada berita Marcopolo (1292 M) dan Batu Nisan makam Sultan Malik Al-Saleh (1297M).
B.    PERANAN ULAMA DAN PEDAGANG DALAM PROSES AWAL PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
1.    Peranan pedagang dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.
Proses berkembangnya agama Islam di Indonesia sejalan dengan perdaganagn dan pelayaran. Agama Islam mula-mula masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan yang dilakukan oleh pedagang-pedagang dari Gujarat (India). Prar pedagang ini singgah di Indonesia untuk sementara waktu dan menanti saat yang tepat untuk meneruskan pelayaran ke wilayah lain. Sementara pelayaran waktu itu sangat dipenagaruhi oleh arah angina, mereka telah memanfaatkan arah angina musim barat dan angina musim timur yang berganti arah setiap setengah tahun sekali. Oleh karena itu pedagang saat menunggu arah angina yang sesuai dengan tujuan , mereka bergaul dengan masyarakat setempat sehingga terjadilah pergaulan antara pedagang asing dengan penduduk setempat.
2.    Peranan ulama dalam proses awal perkembangan Islam di Indonesia.
Ulama mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses awal perkembangan Islam di Indonesia. Para ulama sangat aktif menyebarkan agama Islam di berbagai wilayah Indonesia. Para Ulama yang sanagt berjasa dalam persebaran agama Islam di Jawa adalah Wali Songo. Penyebaran agama Islam selain dilakukan oleh Wali Songo juga dilakukan oleh para ulama seperti Syekh Bentong, Sunun Bayat, Sunan Sendang Duwur dan Sunan Prapen. Islam selain berkembang pesat di Jawa juga berkembang di luar Jawa. Tokoh ulama di luar Jawa yang sangat besar peranannya dalam menyebarkan Islam antara lain:
                   a.      Dato’ Bandang, ulama di daerah Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan.
                   b.      Dato’ Sulaiman, ulama di Sulawesi Tengah dan Utara.
                   c.      Penghulu Demak, ulama di daerah Banjar (Kalimantan Selatan).
                  d.      Tuang Tunggang Parang, ulama di Kalimantan Timur.
C.    KERAJAAN-KERAJAAN YANG BERCORAK ISLAM
1.    Kerajaan Samudera Pasai
         Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Menurut hikayat raja-raja Pasai disebutkan bahwa yang pertama dan juga sekaligus pendiri kerajaan Samudera Pasai adalah Malik Al-Saleh yang kemudian memakai gelar Sultan. Kerajaan Samudera Pasai terletak di sebelah utara Perlak, di daerah Aceh. Karena letaknya yang sangat strategis, Samudera Pasai berkembang menjadi pusat perdagangan di pusat perdagangan di pintu Selat Malaka. Banyak para pedagang yang singgah di sisni terutama para pedagang dari Gujarat (India) dan Persia.
2.    Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh merupakan kerajaan Islam kedua yang berdiri di Sumatera, berdiri pada abad ke-16. menurut catatan sejarah pendiri kerajaan Aceh bernama Ali Mughayat Syah (1514-1523). Pusat pemerintahan kerajaan Aceh terletak di Kotaraja atau yang sekarang menjadi Banda Aceh.
Dalam masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya. Pelabuahan Aceh dibuka luas menjadi suatu Bandar Internasional. Kekayaan negara dari hasil perkebunan lada digunakan untuk pembelian dan pembuatan kapal-kapal angkatan perang guna memperkuat armada kerajaan.
3.    Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam yang pertama berdiri di Pulau Jawa. Berdirinya kerajaan Demak dirintis oleh Raden Patah yang diberi tugas oleh gurunya Sunan Ampel di Jawa Timur untuk mengajarkan agama Islam serta membuka pesantren di desa Glagah Wangi yang termasuk daerah Jepara.
Berdirinya kerajaan Demak diperkirakan pada tahun 1478 M. karena munculnya kerajaan Islam Demak tidak terlepas dari runtuhnya pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Majapahit. Pada saat itu daerah Demak merupakan daerah kekuasaan kerajaaan Majapahit. Sedang runtuhnya kerajaan Majapahit diperkirakan dengan tanda candrasangkala yang berbunyi sirna hilang kertaning bhumi atau 1478 M. Dengan demikian diperkirakan Kerajaan Demak berdiri pada tahun 1478 M.
Raden Patah wafat pada tahun 1518 kemudian putranya yang bernama Pati Unus diangkat menjadi raja (Sultan) Demak (1518-1521). Pada masa pemerintahannya, Pati Unus meneruskan cita-cita ayahnya, tetapi hanya 3 tahun ia berkuasa karena pada tahun 1521 Pati Unus wafat tanpa meninggalkan putra seorangpun. Pengganti selanjutnya adalah adiknya yang bernama Sekar Sedo Lepen. Namun ia tidak lama berkuasa karena tewas dibunuh oleh kemenakannya sendiri. Pada tahun 1521 Raden Trenggono diangkat menjadi raja dan ia berkuasa dari tahun 1521-1546.
4.    Kerajaan Pajang
Hadiwijaya sebagai raja pertama Pajang. Berdiri tahun 1568. karena letaknya di pedalaman Pajang tumbuh sebagai kerajaan bercorak agraris.
Kerajaan Pajang tidak bertahan lama. Sepeninggalan Hadiwijaya terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Benawa (anak Sultan Hadiwijaya) melawan Arya Pangiri, Bupati Demak. Atas bantuan Sutowijaya (anak Ki Ageng Pemanahan), Pengeran Benawa berhasil menaklukan Arya Pangiri.
Setelah Araya Pangiri dikalahkan maka oleh Pangeran Benawa tahta kerajaan diserahkan kepada Sutawijaya. Oleh Sutawijaya ibukota dipindahkan ke Mataram. Berdirilah kerajaan Islam Mataram, sedangkan Pangeran Benawa menjadi Bupati Lumajang.
5.    Kerajaan Banten
Kerajaan Banten didirikan oleh Sultan Hasanuddin (1552-1570). Pusat kerajaan Banten terletak di Banten. Pada waktu kerajaan Demak masih berkuasa, Banten merupakan wilayah kekuasaannya. Tetapi setelah kerajaan Demak mengalami kemunduran akhirnya Banten melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Demak.
Faktor-faktor yang menyebabkan Banten berkembang menjadi kerajaan dan pusat perdagangan, diantaranya:
                     a.    Jatuhnya Malaka pada tahun 1511 ke tangan penguasa bangsa Portugis, sehingga peara pedagang muslim memindahkan jalur pelayarannya yaitu lewat Selat Sunda (Banten).
                     b.    Letaknya sangat strategis.
                     c.    Daerah Banten menghasilkan lada dan beras.
Banten berkembang menjadi pusat perdagangan yang ramai dikunjungi oleh para pedagangbaik dari dalam negeri maupun luar negeri. Di antaranya bangsa Persia, Gujarat, Turki, Portugis kemudian juga Belanda.
Pada tahun 1570 Sultan Hasanuddin wafat, kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Panembahan Yusuf (1570-1580). Di bawah pemerintahannya, kerajaan Banten mengalami kemajuan yang pesat.
6.    Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon didirikan oleh Faletehan atau Fatahillah kemudian disebut juga Sunan Gunung Jati, termasuk salah satu wali yang sangat terkenal. Menurut pendapat para ahli, Fatahillah berasal dari Pasai, sebelah utara Aceh. Ada juga yang berpendapat ia berasal dari keturunan Persia.
Di bawah pemerintahan Fatahillah, Cirebon pada saat itu masih merupakan bagian dari kekuasaan Demak. Setelah di kerajaan Demak  terjadi perang saudara, yang mengakibatkan lemahnya pengaruh kekuasaan Demak, Cirebon melepaskan diri dan berdiri sebagai kerajaan atau kesultanan yang merdeka.
Seperti halnya kerajaan Banten dan Demak, kerajaan Cirebon pun akhirnya berkembang menjadi sebuah kerajaan besar. Kerajaan Cirebon di bawah pemerintahan Fatahillah berkembang sebagai pusat perdagangan dan pusat penyiaran agama Islam khususnya di daerah Jawa Barat. Pada tahun 1570 M, Fatahillah wafat kemudian dikebumikan di Gunung Jati (Cirebon), sehingga beliau sampai sekarang terkenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. Kerajaan Cirebon pecah menjadi Kasepuhan dan Kanoman, dan pada akhir abad ke-17 Cirebon dapat dikuasai oleh Belanda yang berpusat di Batavia.
7.    Kerajaan Mataram
        Kerajaan Mataram Islam berdiri kurang kebih tahun 1586, sebagai raja pertama Sutawijaya, dengan gelar Panembahan Senopati. Karena letaknya di pedalaman cenderung berkembang sebagai kerajaan bercorak Agraris. Puncak kejayaan Mataram saat diperintah Sultan Agung (1613-1645). Daerah kekuasaannya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat.
Kemajuan yang dicapai Sultan Agung meliputi:
                   a.      Bidang Politik
1)   Berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.
2)   Memiliki sikap anti hegemoni asing, terbukti menyerang keberadaan VOC di Batavia pada tahun 1628 dan 1629 namun mengalami kegagalan.
                   b.      Bidang Ekonomi
1)   Berhasil meningkatkan produksi beras.
2)   Penyatuan kerajaan-kerajaan Islam mampu memperkuat perekonomian Mataram.
                   c.      Bidang Sosial Budaya
1)   Timbulnya budaya kejawen merupakan akulturasi budaya Islam dengan budaya-budaya yang telah berkembang sebelum Islam.
2)   Menggantikan tarikh Hindu yang didasarkan peredaran matahari dengan tarikh Islam.
3)   Berkembang kesusastraan Jawa. Karya sastranya yang terkenal berjudul Sastra Gending, Niti Sastra, Siti Sruti, dan Astabrata.
              Sultan Agung wafat pada tahun 1645 dan dimakamkan di Imogiri. Setelah Sultan Agung wafat kerajaan Mataram Islam mengalami kemunduran yang disebabkan adanya pemberontakan dan perebutan kekuasaan.
8.    Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo atau juga disebut Kerajaan Makasar terletak di daerah Sulawesi Selatan. Kerajaan Makasar berdiri pada awal abad ke-16, dengan rajanya yang pertama bernama Karaeng Matawaya Tumamenanga. Pada pertengahan abad ke-17 Gowa-Tallo mencapai puncak kejayaannya, hampir seluruh wilayah Utara, Kutai di bagian barat dan daerah Marege (Australia)di bagian Selatan, berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan gowa-Tallo.
Pada tahun 1639-1653, kerajaan Gowa diperintah oleh Sultan Malikussaid. Pada masa pemerintahannya kerajaan Gowa-Tallo (Makasar)berkembang sebagai kerajaan maritime yang menguasai pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia bagian Timur.
Pada tahun 1654 yang memerintah di Makasar adalah Sultan Hasanuddin. Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, kerajaan Gowa-Tallo (Makasar) berkembang menjadi sebuah kerajaan yang menguasai jalur perdagangan di wilayah Indonesia bagian Timur. Pelabuhan Makasar berkembang menjadi pelabuhan internasional, pedagang-pedagang asing seperti bangsa Portugis, Denmark, Inggris, dating berdagang ke Makasar.
9.    Kerajaan Ternate dan Tidore
Pada mualanya di Maluku berdiri 4 buah kerajaan, yaitu Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Dari 4 kerajaan tersebut akhirnya kerajaan Ternate dan Tidore yang terus berkembang dan memegang kedudukan penting di daerah Maluku. Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di sebelah Barat pulau Halmahera di Maluku Utara. Kedua kerajaan ini pusat kerajaannya masing-masing di pulau Ternate dan pulau Tidore. Wilayah kekuasaan kerajaan Ternate dan Tidore meliputi sejumlah pulau-pulau di Maluku dan Irian.
Kerajaan Ternate dan Tidore banyak menghasilkan rempah-rempah seperti pala dan cengkeh. Dari hasil pala dan cengkeh ini kerajaan Ternate dan Tidore berkembang menjadi kerajaan yang banyak didatangi oleh para pedagang dari Gresik (Jawa Timur).
D.    PENINGGALAN SEJARAH YANG BERCORAK ISLAM
Peninggalan-peninggalan sejarah yang bercorak Islam antara lain:
1.    Masjid
Masjid yang dibangun pada masa perkembangan agama Islam di Indonesia memiliki ciri arsitektur khas yang tidak lazim kita jumpai di negara-negara lain.
Ciri-ciri tersebut antara lain:
                     a.    Beratap tumpang/bertingkat-tingkat.
                     b.    Denah masjid berbentuk persegi empat.
                     c.    Di sekitar masjid dibuat kolam/parit berisi air.
                    d.    Mihrabnya berbentuk lengkung menyerupai kalamakara.
                     e.    Mimbar berbentuk bunga teratai.
                      f.    Ruangan masjid dihias ukir-ukiran bermotif hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Jadi bentuk masjid di Indonesia kala itu merupakan perpaduan bentuk masjid Arab dengan bangunan-bangunan suci yang telah ada sebelumnya.
Contoh:
Masjid Agung Demak, Masjid Agung Dhuwur di Tuban, Masjid Agung Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten dan lain-lain.

2.    Keraton
Keraton adalah tempat paseban pejabat-pejabat negara dan sebagai tempat kediaman raja beserta keluarga.
Keraton-keraton yang hingga kini masih terawatt baik antara lain:
                     a.    keraton Yogyakarta
                     b.    Keraton Kasunanan Surakarta
                     c.    Keraton Mangkunegaran Surakarta
                    d.    Keraton Kasepuhan dan Kanoman di Cirebon
                     e.    Keraton Kasultunan Aceh
                      f.    Keraton Sumenep Madura dan sebagainya
3.    Batu Nisan
Nisan merupakan sebuah bangunan sebagai penanda dimakamkannya jenazah seseorang. Peninggalan-peninggalan batu nisan Islam antara lain:
                     a.    Nisan Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik, Jawa Timur.
                     b.    Nisan Sultan Malik Al-Saleh di Samudera Pasai.
                     c.    Nisan Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur, dan lain-lain.
4.    Kesusastraan
Hasil kesusastraan peninggalan sejarah Islam berisi ajaran tasawuf, budi pekerti yang baik maupun filsafat kemasyarakatan. Kesusastraan itu ditulis dalam beberapa bentuk antara lain: suluk, syair, hikayat, babad, kitab ajaran budi pekerti, kitab tentang politik pemerintahan.
5.    Kaligrafi
Kaligrafi adalah seni menulis indah dipeoleh dengan merangkaikan huruf-huruf Arab atau ayat Al Qur’an menjadi bentuk yang diinginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar