1.
PENINGGALAN
ZAMAN PERUNDAGIAN/ZAMAN LOGAM
Teknik pencetakan logam yaitu bivalve dan
a cire perdue. Teknik bivolve cetakan batu yang dapat dipergunakan
berulang kali.. Kedalam rongga cetakan itu dituangkan perunggu cair. Kemudian
cetakan itu dibuka setelah logamnya mengering.
Teknik a cire perdue dikenal pula dengan
istilah cetak lilin. Cara yang dilakukan yaitu dengan membuat cetakan model
benda dari lilin. Cetakan tersebut kemudian dibungkus dengan tanah liat.
Setelah itu tanah liat yang berisi lilin itu dibakar. Lilin akan mencair dan
keluar dari lubang yang telah dibuat. Maka terjadilah benda tanah liat bakar
yang berongga. Bentuk rongga itu sama dengan bentuk lilin yang telah cair.
Setelah cairan logam dingin, cetakan tanah liat dipecah dan terlihatlah cairan
logam yang telah membeku membentuk suatu barang sesuai dengan rongga yang ada
dalam tanah liat
Pada masa perundagian dihasilkan benda-benda yang
terbuat dari perunggu, yaitu sebagai berikut.
1) Bejana Manusia Purba Masa perundagian
Bentuk bejana perunggu seperti gitar Spanyol tetapi tanpa tangkainya. Pola
hiasan benda ini berupa pola hias anyaman dan huruf L.Bejana ditemukan di
daerah Madura dan Sumatera.
2) Nekara
Nekara ialah semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di bagian
tengahnya dan sisi atapnya tertutup. Pada nekara terdapat pola hias yang
beraneka ragam. Pola hias yang dibuat yaitu pola binatang, geometrik, gambar
burung, gambar gajah, gambar ikan laut, gambar kijang, gambar harimau, dan
gambar manusia. Dengan hiasan yang demikian beragam, maka nekara memiliki nilai
seni yang cukup tinggi.
Beberapa tempat ditemukannya nekara yaitu Bali,
Sumatra, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar, Alor, dan Kepulauan Kei. Di Bali
ditemukan nekara yang bentuknya besar dan masyarakat di sana mempercayai bahwa
benda itu jatuh dari langit.Nekara tersebut disimpan di sebuah pura di desa Intaran
daerah Pejeng (dikenal dengan The Moon
of Pejeng tingginya 2 m) . Puranya diberi nama Pura Panataran Sasih
(bulan). Di Alor banyak ditemukan nekara dengan bentuk kecil tapi memanjang.
Nekara ini disebut moko. Hiasan-hiasan yang ada pada nekara di Alor
ini bergambar, bentuk hiasannya ada yang merupakan hiasan jaman Majapahit.
Hubungan antarwilayah di Indonesia diperkirakan sudah terjadi pada masa
perundagian dengan ditemukannya nekara. Hal ini dapat dilihat dari Nekara yang
berasal dari Selayar dan Kepulauan Kei dihiasi gambar-gambar gajah, merak, dan
harimau. Sedangkan binatang yang tercantum pada nekara tersebut tidak ada di di
daerah itu. Hal ini menunjukkan bahwa nekara berasal dari daerah Indonesia
bagian barat atau dari benua Asia.
Hal yang menarik lagi ditemukannya nekara di
Sangean. Nekara yang ditemukan di daerah ini bergambar orang menunggang kuda
beserta pengiringnya yang memakai pakaian orang Tartar. Dengan adanya gambar
tersebut menunjukkan terjadi hubungan bangsa Indonesia pada saat itu dengan
Cina. Jadi, hubungan antara Indonesia dengan Cina sudah ada sejak zaman
perunggu. .
3) Kapak corong Manusia Purba Masa perundagian
Kapak ini disebut kapak corong karena bagian atasnya berbentuk corong yang
sembirnya belah. Benda ini terbuat dari logam. Ke dalam corong itu dimasukkan
tangkai kayunya yang menyiku pada bidang kapak. Kapak tersebut disebut juga
kapak sepatu, karena hampir mirip dengan sepatu bentuknya. Ukuran kapak kecil
itu beragam, ada yang kecil dan sangat sederhana, besar memakai hiasan, pendek
besar, bulat, dan panjang sisinya. Ada kapak corong yang satu sisinya disebut
candrasa.
Tempat ditemukannya kapak tersebut yaitu di Sumatra Selatan, Bali, Sulawesi
Tengah dan Selatan, pulau Selayar, dan Irian dekat danau Sentani.
Kapak yang beragam bentuknya tersebut, tidak
semua digunakan sebagaimana layaknya kegunaan kapak sebagai alat bantu yang fungsional.
Selain itu, kapak juga digunakan sebagai barang seni dan alat upacara, seperti
candrasa. Di Yogyakarta, ditemukan candrasa yang dekat tangkainya terdapat
hiasan gambar seekor burung terbang sambil memegang candrasa.
4) Perhiasan
Manusia pada perundagian sudah memiliki apresiasi yang cukup terhadap seni.
Hal ini dibuktikan ditemukannya berbagai hiasan. Hiasan yang ditemukan berupa
gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, dan bandul kalung. Bendabenda
tersebut ada yang diberi pola hias dan ada yang tidak. Benda yang diberi pola
hias seperti cincin atau gelang yang diberi pola hias geometrik. Ditemukan pula
cicin yang berfungsi bukan untuk perhiasan, tetapi sebagai alat tukar. Cincin
yang seperti ini ukurannya sangat kecil bahkan tidak bisa dimasukkan ke dalam
jari anak. Tempat-tempat ditemukannya benda-benda tersebut antara lain Bogor,
Malang, dan Bali.
Perhiasan-perhiasan lainnya yang ditemukan pada
masa perundagian yaitu manik-manik. Pada masa prasejarah manik-manik banyak
digunakan untuk upacara, bekal orang yang meninggal (disimpan dalam kuburan),
dan alat tukar. Pada masa perundagian, bentuk manik-manik mengalami
perkembangan.
Pada zaman perhiasan dibuat dari kulit kerang,
batu akik, kaca, dan tanah-tanah yang dibakar. Manik-manik memiliki bentuk yang
beragam, ada yang berbentuk silindris, bulat, segi enam, oval, dan sebagainya.
Di Indonesia beberapa daerah yang merupakan tempat ditemukannya manik-manik
antara lain Bogor, Sangiran, Pasemah, Gilimanuk, dan Besuki.
5) Perunggu
Pada masa perundagian dihasilkan pula arca-arca yang terbuat dari logam
perunggu. Dalam pembuatan arca ini dilakukan pula dengan menuangkan cairan
logam. Patung yang dibuat berbentuk beragam, ada yang berbentuk manusia dan
binatang. Posisi manusia dalam bentuk arca itu ada yang sedang menari, berdiri,
naik kuda dan sedang memegang panah. Arca binatang itu ada yang berupa arca
kerbau yang sedang berbaring, kuda sedang berdiri, dan kuda dengan pelana.
Tempat ditemukan arca-arca tersebut yaitu di Bangkinang (Provinsi Riau),
Lumajang, Palembang, dan Bogor
- Karya sastra zaman Kerajaan
Majapahit :
Pararaton (berisi riwayat raja-raja Singosari dan Majapahit) , Negara
Kertagama (Mpu Prapanca), Sutasoma dan Arjunawijaya (Mpu Tantular),
Sorandaka (cerita pemberontakan Sora), Ranggalawe (cerita pemberontakan
Ranggalawe), Panjiwijayakrama (cerita riwayat Raden Wijaya) dan Usana Jawa
(cerita penaklukan Bali oleh Gajah Mada).
- Kerajaan Demak
Kerajaan Demak
merupakan Kerajaan Islam pertama di Jawa. Pendirinya
ialah Raden Fatah (1478 – 1518
M). Kerajaan ini memiliki wilayah yang luas dan membentang di pesisir utara
Jawa, bekas Kerajaan Majapahit.
Setelah
sebagian besar wilayah Jawa dikuasainya, Kerajaan Demak melakukan ekspansi ke luar Jawa. Caranya, dengan menyerang Malaka yang sudah jatuh ketangan
Portugis. Pemimpin serangan itu ialah Pati Unus (1518-1521 M)
dan dikenal dengan Pangeran Sabrang Lor. Serangan itu
mengalami kegagalan, karena jarak serangan terlalu jauh dan Demak kurang
memiliki persenjataan. Walaupun gagal, kerajaan Demak telah membuktikan bahwa
kerajaan Nusantara mampu melawan kekuatan bangsa Barat.Kerajaan Demak mengalami
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Trenggono (1521-1546 M). Pada masa pemerintahannya, Demak berusaha membendung
masuknya Portugis ke Jawa. Setelah Sultan Trenggono wafat, Demak mengalami
kemunduran yang disebabkan adanya perebutan kekuasaan dan kelemahan sistem
pemerintahan di Kerajaan Demak. Kerajaan Demak memiliki peranan besar sebagai
pusat penyebaran Islam di Jawa. Demak pun membangun masjid yang
menggunakan perpaduan antara kebudayaan Jawa dan Islam. Masjid yang
dimaksud adalah Masjid Raya Demak dan Masjid Raya Kudus.
3. Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa
Dengan dikuasainya
pelabuhan-pelabuhan penting di Jawa Barat dan beberapa daerah di Sumatera, maka
kerajaan Banten semakin ramai untuk perdagangan, bahkan berkembang sebagai
kerajaan maritim. Hal ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Ageng
Tirtayasa. Pemerintahan Sultan Ageng, Banten mencapai puncak keemasannya Banten
menjadi pusat perdagangan yang didatangi oleh berbagai bangsa seperti Arab,
Cina, India, Portugis dan bahkan Belanda.
Belanda pada
awalnya datang ke Indonesia, mendarat di Banten tahun 1596 tetapi karena
kesombongannya, maka para pedagang-pedagang Belanda tersebut dapat diusir dari
Banten dan menetap di Jayakarta.
Di Jayakarta,
Belanda mendirikan kongsi dagang tahun 1602. Tentu nama kongsi dagang tersebut,
bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, untuk itu tuliskan nama kongsi dagang
tersebut dalam bahasa Indonesianya pada titik-titik di bawah ini.
Selain mendirikan
benteng di Jayakarta VOC akhirnya menetap dan mengubah nama Jayakarta menjadi
Batavia tahun 1619, sehingga kedudukan VOC di Batavia semakin kuat. Adanya
kekuasaan Belanda di Batavia, menjadi saingan bagi Banten dalam perdagangan.
Persaingan tersebut kemudian berubah menjadi pertentangan politik, sehingga Sultan
Ageng Tirtayasa sangat anti kepada VOC. Dalam rangka menghadapi Belanda/VOC,
Sultan Ageng Tirtayasa memerintahkan melakukan perang gerilya dan perampokan
terhadap Belanda di Batavia. Akibat tindakan tersebut, maka Belanda menjadi
kewalahan menghadapi Banten. Untuk menghadapi tindakan Sultan Ageng Tirtayasa
tersebut, maka Belanda melakukan politik adu-domba (Devide et Impera) antara
Sultan Ageng dengan putranya yaitu Sultan Haji. Akibat dari politik adu-domba
tersebut, maka terjadi perang saudara di Banten, sehingga Belanda dapat ikut
campur dalam perang saudara tersebut. Belanda memihak Sultan Haji, yang
akhirnya perang saudara tersebut dimenangkan oleh Sultan Haji. Dengan
kemenangan Sultan Haji, maka Sultan Ageng Tirtayasa ditawan dan dipenjarakan di
Batavia sampai meninggalnya tahun 1692. Dampak dari bantuan VOC terhadap Sultan
Haji maka Banten harus membayar mahal, di mana Sultan Haji harus menandatangani
perjanjian dengan VOC tahun 1684. Perjanjian tersebut sangat memberatkan dan
merugikan kerajaan Banten, sehingga Banten kehilangan atas kendali perdagangan
bebasnya, karena Belanda sudah memonopoli perdagangan di Banten. Akibat
terberatnya adalah kehancuran dari kerajaan Banten itu sendiri karena
VOC/Belanda mengatur dan mengendalikan kekuasaan raja Banten. Raja-raja Banten
sejak saat itu berfungsi sebagai boneka.
- Perang Padri (1821 – 1837)
Semula perang Padri merupakan perang saudara antara
kaum adat dengan kaum Padri yang terjadi di Sumatra Barat. Namun pada
perkembangan selanjutnya perang ini meluas menjadi perang antara rakyat
Sumatra Barat melawan Belanda
Latar belakang Perang Padri :
1. Pertentangan antara Kaum adat dengan kaum Paderi
Kaum adat adalah penganut agama Islam namun mereka juga menjalankan adat
kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran Islam seperti berjudi, minum
minuman keras, dan menyabung ayam.
Kaum Padri adalah mereka yang pulang dari ibadah haji dan ingin
memberantas adat kebiasaan yang bertengangan dengan ajaran agama Islam.
2. Campur tangan Belanda untuk membantu kaum adat
melawan kaum Padri
Kaum Padri dipimpin oleh Datuk Malin Basa (Imam
Bonjol), Tuanku Nan Renceh dan lain-lain. Mereka menggunakan siasat perang
gerilya sementara Belanda menggunakan siasat benteng, yaitu mendirikan benteng
untuk pertahanan, seperti benteng Fort van der Capellen di Batu Sangkar
dan benteng Fort de Kock di Bukit Tinggi. Perang sempat dihentikan sementara,
karena Belanda butuh pasokan tentara yang ada di Sumatra untuk menumpas
pemberontakan yang dilakukan Pangeran Diponegoro (di Jawa).
Setelah perang Diponegoro dapat dipadamkan maka tentara ditarik kembali ke
Sumatra untuk melanjutkan peperangan melawan kaum Padri. Dalam
perkembangan berikutnya kaum Adat akhirnya bergabung dengan kaum Padri. Pada
tahun 1837 pasukan Belanda berhasil menerobos benteng Bonjol dan dapat
menangkap Tuanku Imam Bonjol. Selanjutnya Ia diasingkan ke Cianjur lalu
dipindahkan ke Minahasa sampai akhirnya wafat. Maka berakhirlah perlawanan Kaum
Padri dan Belanda berkuasa di Minangkabau.
5.
Perancis
(1808-1811)
Pada tahun 1804 Napoleon Bonaparte mengangkat dirinya menjadi Kaisar di
Perancis. Perubahan ini membawa pengaruh pada negara-negara Eropa termasuk
Belanda. Pada tahun 1806 pemerintah Belanda jatuh ketangan Perancis. Napoleon
Bonaparte mengangkat keponakannya Louis Bonaparte menjadi raja Belanda dengan
demikian secara tidak langsung Indonesia berada dibawah imperium Perancis. Pada
tahun 1808 Louis Bonaparte mengangkat Herman Willem Daendels menjadi Gubernur
Jenderal Hindia Belanda (Indonesia
Tugas utama Deandles di Indonesia
1.
Mempertahankan
pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris
Untuk melaksanakan tugasnya , Daendels
malakukan antara lain :
a. Membentuk
pasukan dr rkyt Ind
b. Membuat benteng baru d.Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan
Surabaya
c. Membangun jalan raya sepanjang 1.000 km dari Anyer (Banten) – Panarukan
(Jawa Timur)
d. Membangun armada laut di Ujung Kulon (Banten Selatan) dan Merak (Banten
Utara)
e. Mengatur dan menata kembali pemerintahan di Indonesia
f. Membereskan masalah keuangan di Indonesia
Cara Daendels mendapat dana :
1. Verplichte Leverranties
Penyerahan wajib hasil bumi dengan harga
yang telah ditetapkan oleh VOC. Tidak
boleh menjual hasil bumi selain kepada VOC.
Contoh penyerahan wajib, lada, rempah-rempah kepada VOC.
1. Contingenten
Kewajibkan bagi rakyat untuk bayar pajak
berupa hasil bumi
2.
Preanger Stelsel
Kewajiban
menanam kopi bagi rkyt Jawa Barat
3.
Kerja
Rodi
Daendels terkenal sebagai penguasa yang disiplin, keras dan kejam. Kekejaman
yang dilakukan oleh Daendels banyak dikritik parlemen Belanda, ketidakmampuan
Daendels untuk mengatasi kesulitan keuangan menyebabkan ia digantikan oleh
Janssens
6. Latar belakang lahirnya pergerakan nasional
Faktor Ekstern
a. Kemenangan Jepang atas Rusia
Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan
Eropa (bangsa kulit putih) menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain
dari kelompok kulit berwarna.
b . Pengaruh nasionalisme negara-negara Tetangga /Asia
India Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi,
Filipina di bawah Jose
Rizal
Gerakan Nasionalisme Cina
dibawah Dr. Sun Yat Sen
Gerakan
Turki Mudadipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha.
Mesir dibawah Gamal Abdul nasser
2. Faktor Intern
a.Menginggat
kejayaan Masa Lampau yang Gemilang
masa kebesaran Majapahit dan
Sriwijaya
b
. Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan
c
. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia
d.
munculnya golongan pelajar
e.
keinginan untuk merdeka
8. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa
Rengasdengklok adalah
peristiwa dimulai dari "penculikan" yang dilakukan oleh sejumlah
pemuda (a.l. Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng
31" terhadap Soekarno dan Hatta,
Fatmaawati dan Guntur, Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus
1945 pukul 04.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar
mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya
kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda
tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.
Menghadapi
desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara
itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut
kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena
tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut.
Karena tidak
mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf
Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di
Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad
Soebardjo ke Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta
berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56.
Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.
Latar belakang
Pada waktu
itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi dilakukan
melalui PPKI, sementara golongan pemuda
menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang
dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal
tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.
Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan
hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian
dari Jepang.
Sebelumnya
golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga bakteriologi
di Pegangsaan
Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan
agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji
kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada
malam harinya tetapi ditolak Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai
ketua PPKI.
Tanggal 10 November 1945 dikenang oleh rakyat Indonesia
sebagai Hari Pahlawan, peristiwa Heroik pada saat itu sungguh luar
biasa, Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara pihak
tentara Indonesia dengan gabungan pasukan Inggris dan pasukan Belanda.
Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya,
Jawa Timur.
KRONOLOGI PENYEBAB
PERISTIWA
Kedatangan Tentara Inggris dan Belanda
Mendarat di Surabaya pada
tanggal 25 Oktober 1945.
Insiden di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya
Setelah munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang
menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah
Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, gerakan pengibaran
bendera tersebut makin meluas ke segenap pelosok kota Surabaya. Klimaks gerakan
pengibaran bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera di Yamato
Hoteru / Hotel Yamato (bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zaman
kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.
Pada tanggal 19 September 1945
Kematian
Brigadir Jenderal Mallaby
Bentrokan-bentrokan bersenjata di Surabaya tersebut dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby,
(pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober 1945 sekitar pukul
20.30. Mobil Buick yang ditumpangi Brigadir Jenderal Mallaby berpapasan dengan
sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah. Kesalahpahaman
menyebabkan terjadinya tembak menembak yang berakhir dengan tewasnya Brigadir
Jenderal Mallaby oleh tembakan pistol seorang pemuda Indonesia yang sampai
sekarang tak diketahui identitasnya, dan terbakarnya mobil tersebut terkena
ledakan granat yang menyebabkan jenazah Mallaby sulit dikenali.
Kematian Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia dan
berakibat pada keputusan pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert
Mansergh untuk mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 untuk meminta pihak
Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara
AFNEI dan administrasi NICA.
Perdebatan tentang pihak penyebab baku tembak
- ULTIMATUM 10 NOVEMBER 1945
Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal
Mallaby, penggantinya, Mayor Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan
ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang
bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan
dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah
jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.
Ultimatum tersebut kemudian
dianggap sebagai penghinaan bagi para pejuang dan rakyat yang telah membentuk
banyak badan-badan perjuangan / milisi. Ultimatum tersebut ditolak oleh pihak
Indonesia dengan alasan bahwa Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri, dan
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) juga telah dibentuk sebagai pasukan negara. Pada
10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar,
yang diawali dengan bom udara ke gedung-gedung pemerintahan Surabaya, dan
kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank,
dan kapal perang.
Setidaknya 16.000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil
mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira
sejumlah 2.000 orang. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan
korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia
untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang
gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian
dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang,
kemudian kota Surabaya dianugrahi sebagai Kota Pahlawan (satu-satunya di
Indonesia).
10.Sebab-sebab Perang Dunia II
Sebab Khusus
a. Di Eropa, Jerman menyerang kotaDanzig, Polandia pada
1 September , 1939.
b. Di Asia Pasifik, Japan menyerang
pangkalan Pearl Harbour, Hawaii
(USA), pada 7 Desember , 1941, perang ini sering dikenal dengan Perang Asia Pasifik atau
perang Asia Timur Raya
Sebab Umum PD II
a.Kegagalan LBB menciptakan perdamaian dunia
b.Munculnya faham facisme /munculnya negara
facis/ totaliter
c. Keinginan
balas dendam Jerman ketika
d.Persekutuan militer atau
politik cari kawan
The Triple Entente (Blok Sekutu) terdiri dari negara –negara demokratis (Perancis, Inggris, USA, Belanda dll)
dan negara Komunis (Rusia, Polandia, Hungaria, Bulgaria,
Yugoslavia, Rumania, Cekoslovakia) dll
Negara fasis
(Blok Sentral) yang terdiri dari Jerman, Italia, Jepang
e. Perlombaan senjata
11. Konferensi
Meja Bundar ( KMB )
Setelah
Indonesia berhasil menyelesaikan masalahnya sendiri dalam konferensi
Inter-Indonesia, kini bangsa Indonesia secara keseluruhan telah siap menghadapi
Konferensi Meja Bundar (KMB). pada tanggal 4 Agustus 1949 pemerintah Republik
Indonesia menyusun delegasi untuk menghadiri KMB yang terdiri dari Drs
Moh.Hatta (Ketua), Mr. Moh.Roem, Prof. Dr. Soepomo, dr.J.Leimena, Mr. Ali
Sastroamidjoyo, Mr. Suyono Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul
Karim Pringgodigdo.
Konferensi
Meja Bundar diselenggrakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 23 Agustus sampai
dengan tanggal 2 November 1949. Delegasi Indonesia dipimpin Drs. Moh Hatta, BFO
dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak KMB dan delegasi dari Belanda
dipimpin oleh Mr. Van Marseveen. Dari PBB dipimpin oleh Crittchlay.
Pada tanggal 2 November 1949
perundingan diakhiri dengan keputusan sebagai berikut :
- Belanda mengakui Republik
Indonesia Serikat (RIS) sebagai negara merdeka dan berdaulat
- Penyelesaian soal Irian Bart
ditangguhkan samapi tahun berikutnya
- RIS sebagai negara erdaulat
penuh kerjasama dengan Belanda dalam suatu perserikatan yang kepalai oleh
Ratu Belanda atas dasar sukarela dengan kedudukan dan hak yang sama.
- RIS mengembalikan hak milik
Belanda, memberikan hak konsensi, dan izin baru bagi
perusahaan-perusahaan.
- Semua utang bekas Hindia
Belanda harus di bayar oleh RIS.
12.
. Keadaan Politik Pemerintahan pada Masa Demokrasi Terpimpin
Pemerintahan pada masa Presiden Soekarno memberikan kesempatan kepada PKI
dalam pemerintahan atau disebut nasakomisasi lembaga-lembaga negara seperti
DPAS, DPRGR, Front Nasional, MPRS, dan MA. PKI sangat lihai dalam memanfaatkan
lembaga-lembaga negara dan orang yang berusaha menghalangi tuntutannya akan
diserang. Kedekatan Presiden dengan PKI benar-benar dimanfaatkan oleh PKI.
Mereka berusaha terlibat dalam segala keputusan Presiden dan berusaha
menguasainya. Contohnya : PKI mendesak Presiden agar Pancasila sebagai alat
pemersatu diganti atau disingkirkan. Karena tidak setuju para wartawan membentuk
BPS ( badan pendukung Soekarnoisme), namun badan ini pada akhirnya dibubarkan
Presiden atas desakan PKI. Demikian pula TNI-AD yang sulit dipengaruhi PKI
digoyang dengan isu adanya “Dewan Jendral”. PNI sebagai partai terbesar dipecah
belah oleh PKI menjadi dua, yaitu PNI asli dan PNI Osa-Usep karena PKI berhasil
menyusup kedalam PNI. Di bidang kebudayaan PKI berhasil mendirikan LEKRA (
Lembaga Kesenian Rakyat). Kemudian sekelompok budayawan mendirikan MANIKEBU (
Manifes Kebudayaan ), namun atas desakan PKI Manikebu organisasi ini dibubarkan
oleh Pemerintah.
13.Peran
PBB dalam pengembalian Irian barat
Persetujuan New York [ New York Agreement ]
Setelah operasi-operasi infiltrasi mulai mengepung
beberapa kota penting di Irian Barat, sadarlah Belanda dan sekutu-sekutunya,
bahwa Indonesia tidak main-main untuk merebut kembali Irian Barat. Atas desakan
Amerika Serikat, Belanda bersedia menyerahkan irian Barat kepada Indonesia
melalui Persetujuan New York / New York Agreement.
Isi Pokok persetujuan :
1. Paling lambat 1 Oktober 1962 pemerintahan sementara
PBB (UNTEA) akan menerima serah terima pemerintahan dari tangan Belanda dan
sejak saat itu bendera merah putih diperbolehkan berkibar di Irian Barat..
2. Pada tanggal 31 Desember 11962 bendera merah putih berkibar
disamping bendera PBB.
3. Pemulangan anggota anggota sipil dan militer Belanda
sudah harus selesai tanggal 1 Mei 1963
4. Selambat lambatnya tanggal 1 Mei 1963 pemerintah RI
secara resmi menerima penyerahan pemerintahan Irian Barat dari tangan PBB
5. Indonesia harus menerima kewajiban untuk mengadakan
Penentuan Pendapat rakyat di Irian Barat, paling lambat sebelum akhir tahun
1969.
Sesuai dengan perjanjian New
York, pada tanggal 1 Mei 1963 berlangsung upacara serah terima Irian Barat dari UNTEA kepada pemerintah RI. Upacara berlangsung di
Hollandia (Jayapura). Dalam peristiwa itu bendera PBB diturunkan dan
berkibarlah merah putih yang menandai resminya Irian Barat menjadi propinsi ke
26. Nama Irian Ba
- Pemberontakan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
Pemberontakan
Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/TII) terjadi di empat daerah, yaitu :
- DI/TII Jawa Barat
Sekar Marijan Kartosuwiryo mendirikan Darul Islam (DI)
dengan tujuan menentang penjajah Belanda di Indonesia. Kartosuwiryo
memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17
Agustus 1949 dan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII). Upaya
penumpasan dengan operasi militer yang disebut Operasi Bharatayuda. Dengan
taktis Pagar Betis. Pada tanggal 4 juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditanggap
oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat. Akhirnya
Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati 16 Agustus 1962.
- DI/TII Jawa Tengah
Gerakan DI/TII
di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah di bagian utara, yang bergerak di
daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan. Untuk menghancurkan gerakan ini, Januari
1950 dibentuk Komando Gerakan Banteng Negara (GBN) dibawah Letkol Sarbini.
Pemberontakan di Kebumen dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang
dipimpin oleh Kyai Moh. Mahfudz Abdulrachman (Romo Pusat atau Kiai Sumolanggu)
Gerakan ini berhasil dihancurkan pada tahun 1957 dengan operasi militer yang
disebut Operasi Gerakan Banteng Nasional dari Divisi Diponegoro. Untuk menumpas
gerakan DI/TII di daerah Gerakan Banteng Nasional dilancarkan operasi Banteng
Raiders.
- DI/TII Aceh
Gerakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Tengku Daud
Beureueh yang pada tanggal 20 September 1953 memproklamasikan daerah Aceh
sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia dibawah pimpinan Kartosuwiryo.
Pemberontakan DI/TII di Aceh diselesaikan dengan kombonasi operasi militer dan
musyawarah. Hasil nyata dari musyawarah tersebut ialah pulihnya kembali
keamanan di daerah Aceh.
- DI/TII Sulawesi Selatan
Pemerintah berencana membubarkan Kesatuan Gerilya
Sulawesi Selatan (KGSS) Tenyata Kahar Muzakar menuntut agar Kesatuan Gerilya
Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade
yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya. Tanggal 3 Februari 1965,
Kahar Muzakar tertembak mati oleh pasukan TNI.
- Pelaksanaan
Pemilu 2009
Calon Presiden
Pasangan H.M. Jusuf Kalla
(Capres) & Wiranto (Cawapres)
Pasangan Dr. Susilo Bambang
Yudhoyono (Capres) & Prof. Dr. Boediono (Cawapres)
Pasangan Megawati Soekarnoputri
(Capres) & Prabowo Subianto(Cawapres)
9 Partai Politik yang
Berhasil Lolos dari Parliamentary Threshold dan Perolehan Kursi dalam DPR
Pemilu Legislatif 2009
9 April 2009 pemilihan caleg
8 Sep 2009 pemilihan presiden
16. Konferensi Asia Afrika
A. Latar Belakang Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Dalam upaya meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan
perdamaian dunia, pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan
Konferensi Asia Afrika. Usaha ini mendapat dukungan dari negara-negara di Asia
dan Afrika. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada umumnya pernah menderita
karena penindasan imperialis Barat. Persamaan nasib itu menimbulkan rasa setia
kawan. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika yang telah merdeka tidak melupakan masa
lampaunya. Mereka tetap merasa senasib dan sependeritaan. Lebih-lebih apabila
mengingat masih banyak negara di Asia dan Afrika yang belum merdeka. Rasa setia
kawan itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Sebagai cetusan rasa setia
kawan dan sebagai usaha untuk menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia
Afrika mempunyai arti penting, baik bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada
khususnya maupun dunia pada umumnya.
Prakarsa untuk mengadakan Konferensi
Asia Afrika dikemukakan pertama kali oleh Perdana Menteri RI Ali Sastroamijoyo
yang kemudian mendapat dukungan dari negara India, Pakistan, Sri Lanka, dan
Burma (Myanmar) dalam Konferensi Colombo.
B. Konferensi Pendahuluan Sebelum Konferensi Asia
Afrika
Konferensi pendahuluan tersebut, antara lain sebagai
berikut.
1) Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I).
Konferensi pendahuluan yang pertama diselenggarakan di
Kolombo, ibu kota negara Sri Lanka pada tanggal 28 April–2 Mei 1954. Konferensi
dihadiri oleh lima orang perdana menteri dari negara sebagai berikut.
a) Perdana Menteri Pakistan :
Muhammad Ali Jinnah b) Perdana Menteri Sri Lanka : Sir John Kotelawala c)
Perdana Menteri Burma (Myanmar) : U Nu d) Perdana Menteri Indonesia : Ali Sastroamijoyo
e) Perdana Menteri India : Jawaharlal Nehru
Kelima negara yang wakilnya hadir dalam Konferensi
Kolombo kemudian dikenal dengan nama Pancanegara. Kelima negara itu disebut sebagai negara
sponsor. Konferensi Kolombo juga terkenal dengan nama Konferensi
Pancanegara I.
2) Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II).
Konferensi pendahuluan yang kedua diselenggarakan di
Bogor pada tanggal 22–29 Desember 1954. Konferensi itu dihadiri pula oleh
perdana menteri negara-negara peserta Konferensi Kolombo.
Konferensi Bogor memutuskan hal-hal sebagai berikut.
a) Konferensi Asia Afrika akan diselenggarakan di
Bandung pada bulan 18-24 April 1955. b) Penetapan tujuan KAA dan menetapkan
negara-negara yang akan diundang sebagai peserta Konferensi Asia Afrika. c)
Hal-hal yang akan dibicarakan dalam Konferensi Asia Afrika. d) Pemberian
dukungan terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat.
Konferensi Bogor juga terkenal dengan nama Konferensi
Pancanegara II.
C. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Sesuai dengan rencana, Konferensi Asia Afrika
diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18–24 April 1955. Konferensi Asia
Afrika dihadiri oleh wakil-wakil dari 29 negara yang terdiri atas negara
pengundang dan negara yang diundang.
Negara pengundang meliputi : Indonesia, India,
Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar).
Negara yang diundang 24 negara terdiri atas 6 negara
Afrika dan 18 negara meliputi Asia (Filipina, Thailand, Kampuchea, Laos, RRC,
Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Nepal, Afghanistan, Iran, Irak, Saudi
Arabia, Syria (Suriah), Yordania, Lebanon, Turki, Yaman), dan Afrika (Mesir,
Sudan, Etiopia, Liberia, Libia, dan Pantai Emas/Gold Coast).
Negara yang diundang, tetapi tidak hadir pada
Konferensi Asia Afrika adalah Rhodesia/Federasi Afrika Tengah. Ketidakhadiran
itu disebabkan Federasi Afrika Tengah masih dilanda pertikaian dalam
negara/dikuasai oleh orang-orang Inggris. Semua persidangan Konferensi Asia
Afrika diselenggarakan di Gedung Merdeka, Bandung.
Latar belakang dan dasar pertimbangan diadakan KAA adalah
sebagai berikut.
- Kenangan
kejayaan masa lampau dari beberapa negara di kawasan Asia Afrika.
- Perasaan
senasib sepenanggungan karena sama-sama merasakan masa penjajahan dan
penindasan bangsa Barat, kecuali Thailand.
- Meningkatnya
kesadaran berbangsa yang dimotori oleh golongan elite nasional/terpelajar
dan intelektual.
- Adanya
Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur.
- Memiliki
pokok-pokok yang kuat dalam hal bangsa, agama, dan budaya.
- Secara
geografis letaknya berdekatan dan saling melengkapi satu sama lain.
Tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika, antara
lain:
- memajukan
kerja sama bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi,
dan kebudayaan;
- memberantas
diskriminasi ras dan kolonialisme;
- memperbesar
peranan bangsa Asia dan Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan
perdamaian dunia dan kerja sama internasional.
- bekerja
sama dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya,
- membicarakan
masalah-masalah khusus yang menyangkut kepentingan bersama seperti
kedaulatan negara, rasionalisme, dan kolonialisme.
Konferensi setelah membicarakan beberapa masalah yang
menyangkut kepentingan negara-negara Asia Afrika khususnya dan negara-negara di
dunia pada umumnya, segera mengambil beberapa keputusan penting, antara lain:
- memajukan
kerja sama bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan
kebudayaan;
- menuntut
kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko;
- mendukung
tuntutan Indonesia atas Irian Barat dan tuntutan Yaman atas Aden;
- menentang
diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala bentuk;
- aktif
mengusahakan perdamaian dunia.
Selain menetapkan keputusan tersebut, konferensi juga
mengajak setiap bangsa di dunia untuk menjalankan beberapa prinsip bersama,
seperti:
1. menghormati hak-hak dasar manusia,
tujuan, serta asas yang termuat dalam Piagam PBB;
2. menghormati kedaulatan dan
integritas teritorial semua bangsa;
3. mengakui persamaan ras dan persamaan
semua bangsa, baik bangsa besar maupun bangsa kecil;
4. tidak melakukan intervensi atau ikut
campur tangan dalam persoalan dalam negeri negara lain;
5. menghormati hak-hak tiap bangsa
untuk mempertahankan diri, baik secara sendirian maupun secara kolektif sesuai
dengan Piagam PBB;
6. a)tidak menggunakan
peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan
khusus salah satu negara besar; b)tidak melakukan tekanan terhadap negara lain;
7. tidak melakukan tindakan atau
ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atas
kemerdekaan politik suatu negara;
8. menyelesaikan segala perselisihan
internasional secara damai sesuai dengan Piagam PBB;
9. memajukan kepentingan bersama dan
kerja sama internasional;
10. menghormati hukum dan kewajiban
internasional lainnya.
Kesepuluh prinsip yang dinyatakan dalam Konferensi
Asia Afrika itu dikenal dengan nama Dasasila Bandung atau Bandung
Declaration.
D. Pengaruh Konferensi Asia Afrika bagi Solidaritas
dan Perjuangan Kemerdekaan Bangsa di Asia dan Afrika
Konferensi Asia Afrika membawa pengaruh yang besar
bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika. Pengaruh
Konferensi Asia Afrika adalah sebagai berikut.
- Perintis
dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan merupakan titik tolak untuk
mengakui kenyataan bahwa semua bangsa di dunia harus dapat hidup
berdampingan secara damai.
- Cetusan
rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk menggalang
persatuan.
- Penjelmaan
kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
- Pendorong
bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di Asia dan
Afrika khususnya.
- Memberikan
pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika
dalam mencapai kemerdekaannya.
- Banyak
negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk menjadi anggota PBB.
Selain membawa pengaruh bagi solidaritas dan
perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika, Konferensi Asia Afrika juga
menimbulkan dampak yang penting dalam perkembangan dunia pada umumnya. Pengaruh
atau dampak itu, antara lain sebagai berikut.
- Konferensi
Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang saling berseteru sehingga
dapat mengurangi ketegangan/détente akibat Perang Dingin dan mencegah
terjadinya perang terbuka.
- Gagasan
Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan dalam
Gerakan Non Blok.
- Politik
bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar), dan Sri
Lanka tampak mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak bersedia masuk
Blok Timur ataupun Blok Barat.
- Belanda
cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB sebab dalam Sidang Umum
PBB, kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya Irian
Barat ke pangkuan RI.
- Australia
dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras di
negaranya.
NB : JANGAN LUPA LIHAT GAMBAR2 PENINGGALAN YA ... SMOGA SUKSES